Forweb Jambi Ikuti Capacity Building di Bali, Kunjungi Samsara Living Museum
SENJARI.ID – Forum Wartawan Ekonomi dan Bisnis (Forweb) Jambi mengikuti kegiatan Capacity Building yang diselenggarakan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jambi selama dua hari, 6–7 Oktober 2025, di Pulau Bali. Dalam kegiatan ini, para jurnalis juga berkesempatan mengunjungi Samsara Living Museum, destinasi wisata budaya yang terletak di Karangasem, Provinsi Bali.
Setibanya di Bandara Ngurah Rai pada Senin sore (6/10/2025), rombongan Forweb Jambi tampak sumringah dan menyempatkan diri berfoto bersama di spot ikonik bandara berlatar tulisan “Bali”.
Turut hadir dalam kegiatan ini Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi Jambi, Robby Fathir Nashary, beserta jajaran staf Humas BI Jambi, yakni Rini dan Hemelia.
Media dan Disinformasi di Era Digital
Kegiatan inti Capacity Building dilaksanakan pada malam harinya di Ruang Jasmine, Hotel Aston Bali. Acara dibuka oleh Robby Fathir Nashary, yang menyampaikan bahwa kegiatan tahunan ini merupakan bentuk apresiasi terhadap para jurnalis yang selama ini telah bersinergi dengan BI dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat secara berimbang.
Sesi utama diisi oleh Edmiraldo Siregar, Chief of Kumparan Bisnis, yang membawakan materi bertajuk "Peran Media Massa dalam Mitigasi Disinformasi di Era Digital dan AI." Ia menekankan pentingnya media massa untuk memanfaatkan platform digital, khususnya media sosial, guna memperluas jangkauan penyebaran informasi yang akurat dan bertanggung jawab.
Menyelami Tradisi Bali di Samsara Living Museum
Pada hari kedua (7/10/2025), rombongan Forweb Jambi bersama perwakilan BI Jambi mengunjungi Samsara Living Museum di Desa Jungutan, Kabupaten Karangasem. Perjalanan dari Denpasar ke lokasi tersebut memakan waktu sekitar tiga jam, menyusuri kaki Gunung Agung yang masih aktif.
Samsara Living Museum merupakan destinasi wisata budaya yang menghadirkan pengalaman unik bagi pengunjung untuk menyelami kehidupan dan tradisi Bali. Setibanya di sana, pengunjung disambut dengan ritual pembuka seperti mencuci tangan, mengenakan selendang di pinggang, serta mencicipi jamu tradisional.
Inisiator Samsara Living Museum, Ida Bagus Wisnawa, menjelaskan bahwa museum ini mengusung konsep “hidup” karena pengunjung dapat secara langsung mengikuti berbagai ritual dan aktivitas budaya, seperti upacara keagamaan, kelas memasak tradisional, pembuatan arak, serta mengenal tanaman obat.
"Awalnya, membangun museum ini tidak mudah. Namun seiring waktu, masyarakat mulai menerima dan bahkan ikut berkontribusi," ujar Ida Bagus Wisnawa.
Museum ini secara mendalam menjelaskan filosofi siklus kehidupan masyarakat Bali: lahir, hidup, mati, dan reinkarnasi. Setiap tahapan ditampilkan melalui foto, artefak, dan demonstrasi praktik langsung yang mendidik sekaligus menghibur.
Contohnya adalah ritual Ngrujak, di mana ibu hamil mengonsumsi campuran buah untuk mendukung kesehatan kandungan. Sementara itu, upacara seperti Magedong-gedongan, Nanem Ari-ari, dan Kepus Wedel menjadi bagian dari proses perkembangan anak yang menyatukan unsur spiritual dan alam.
Dengan pendekatan edukatif yang kuat, Samsara Living Museum diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain dalam melestarikan budaya lokal. (*)
