Operasi Zebra Siginjai 2025 Ditutup: Teguran Melejit, Tilang Manual Hampir Nol, Namun Kecelakaan Melonjak
SENJARI.ID – Operasi Zebra Siginjai 2025 resmi berakhir setelah digelar selama 14 hari, mulai 17 hingga 30 November 2025. Dari hasil evaluasi, Ditlantas Polda Jambi mencatat perubahan besar dalam pola penindakan. Pendekatan humanis dan edukatif yang menjadi fokus operasi membuat jumlah teguran melonjak drastis, sementara tilang manual hampir tidak lagi digunakan.
Data Ditlantas menunjukkan bahwa tilang manual anjlok hingga 99,95 persen, dari 4.399 perkara pada 2024 menjadi hanya 2 perkara pada tahun ini. Sebaliknya, jumlah teguran meroket 337 persen, mencapai 15.789 perkara. Penindakan lewat ETLE statis juga ikut naik 660 persen, dari 10 menjadi 76 kasus.
Dirlantas Polda Jambi, Kombes Adi Benny Cahyono, menegaskan bahwa kebijakan baru ini bukan bertujuan mengejar angka pelanggaran, tetapi mendorong perubahan perilaku.
“Strategi operasi tahun ini lebih humanis dan edukatif. Fokus kami adalah mendorong masyarakat patuh sebelum ditindak. Karena itu teguran kami tingkatkan secara masif, sementara penindakan manual diminimalisasi,” ujarnya, Senin (1/12/2025).
Kecelakaan Meningkat Drastis Selama Operasi
Meski pendekatan edukatif diperluas, angka kecelakaan lalu lintas justru melonjak tajam. Selama operasi, tercatat 40 kejadian kecelakaan, meningkat hingga 566 persen dibanding tahun sebelumnya. Rinciannya:
- 7 korban meninggal dunia
- 5 luka berat
- 51 luka ringan
- Kerugian materiil mencapai Rp140,4 juta
Kombes Adi Benny menyebut peningkatan ini sebagai catatan penting yang harus segera ditangani.
“Fokus ke depan adalah menekan angka kecelakaan melalui peningkatan patroli dan pengawasan di titik rawan. Edukasi tetap kami dorong agar kesadaran masyarakat semakin kuat,” katanya.
Edukasi dan Upaya Preventif Diperkuat
Selaras dengan pendekatan humanis, Ditlantas Polda Jambi menggelar lebih dari 1.200 kegiatan preemtif, mulai dari sambang komunitas, sosialisasi ke sekolah dan kampus, hingga penyuluhan di perusahaan. Untuk memperluas kampanye tertib lalu lintas, lebih dari 14 ribu leaflet dan 15 ribu stiker juga dibagikan kepada masyarakat.
Kegiatan preventif tak kalah intensif, meliputi: pertama, 10.926 pengaturan, penjagaan, dan pengawalan (turjawali). Kedua, 2.514 patroli di titik rawan pelanggaran. Ketiga, 324 kegiatan penindakan antisipasi balap liar
Kombes Adi Benny menilai bahwa secara umum Operasi Zebra Siginjai 2025 telah mencapai target yang ditetapkan.
“Yang terpenting, masyarakat tidak berhenti di sini dalam melatih kedisiplinan. Tertib berlalu lintas bukan hanya saat ada operasi, tapi harus menjadi kebiasaan setiap hari,” ujarnya.
Operasi Zebra Siginjai juga disebut sebagai pijakan awal menjelang Operasi Lilin Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2026 yang menuntut kesiapan lebih tinggi.
“Operasi ini menjadi langkah awal untuk melihat tingkat ketertiban masyarakat di Provinsi Jambi sebagai acuan penanganan menjelang Nataru,” jelasnya.
Terkait meningkatnya jumlah pelanggaran, Adi Benny menerangkan bahwa hal itu dipengaruhi oleh kebijakan penghapusan tilang manual.
“Jumlah pelanggaran meningkat karena kita tidak lagi menggunakan tilang manual. Saat ini kita terbatas menggunakan ETLE, yang baru ada tiga titik di Kota Jambi,” ujarnya.
Dirinya berharap masyarakat semakin disiplin, meskipun mekanisme penindakan kini lebih mengandalkan teknologi. (*)
